PAREPARE, DP3A– Pemerintah Kota Parepare melalui, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Parepare melaksanaan kegiatan Sosialisasi Kebijakan dan Pengarus Utamaan Gender (PUG) Tanggap Bencana, yang dilaksanakan secara virtual, diikuti SKPD Kota Parepare, Kecamatan, maupun Kelurahan, Rabu 18 Agustus 2021.

Pemateri pada kegiatan tersebut Kepala DP3ADALDUKĀ  KB Provinsi Sulawesi Selatan, Plt Kepala DP3A Kota Parepare, Andi Rusia, Kepala Bidang PP DP3ADALDUK KB Prov Sulsel,Fasilitator PUG PPRG DP3ADALDUK Provinsi Sulsel, dan DP3A Kota ParepareĀ  Sekertaris DP3A Parepare, dan Kepala BPBD Kota Parepare.

Ketua Panitia kegiatan tersebut, Sriyanti Ambar menyampaikan, kegiatan sosialisasi kebijakan PUG terhadap tanggap bencana yakni untuk meningkatkan kapasitaa SDM SKPD, kecamatan, maupun kelurahan dalam memfasilitasi proses PPRG yang komprehensif.

“Tujuan diadakan, agar SKPD, kecamatan, kelurahan, bisa memetakan dan menganalisis potensi bencana yang perspektif gender. Potensi yang kira-kira terjadi di parepare, utamanya di kelurahan. Paling tidak mereka melihat dan memetakan, memotret, kemungkinan bencana yang terjadi di wilayahnya. Sehingga dianalisis bagaimana akses gender, yaitu laki-laki perempuan, lansia terhadap kebutuhan ketika terjadi bencana,” jelas Sriyanti yang juga selaku Kepala Bidang Kesetaraan Gender DP3A Kota Parepare.

Sekretaris Daerah (Sekda) Parepare H Iwan Asaad Msi, yang membuka kegiatan tersebut, berharap kepada seluruh peserta untuk mengikuti kegiatan ini dengan baik. Sebab, kata dia, sosialisasi ini dapat membuka wawasan untuk lebih memahami arti dan pentingnya kesetaraan gender.

Pengintegrasian Pengarustamaan Gender dalam Pengurangan Resiko Bencana, kata Iwan Asaad, menjadi hal yang penting untuk mendorong perempuan untuk memiliki posisi kunci dalam manajemen, kepemimpinan dan juga dalam pengambilan keputusan program penanganan bencana . Dengan membangun relasi gender yang baik memungkinkan untuk memberikan dampak sangat signifikan dalam kehidupan keseharian antara laki-laki dan perempuan, baik dalam situasi sebelum, ketika dan setelah bencana terjadi.

Sehingga percepatan kesetaraan dan keadilan gender di Kota Parepare dapat tercapai. Apalagi, ka menilai kesadaran kaum perempuan akan kesetaraan gender semakin meningkat.

“Perempuan memiliki hak untuk berperan aktif dalam program-program manajemen bencana baik dalam identifikasi, desain, implementasi maupun evaluasi program. Dalam beberapa kasus bencana alam yang sama dapat memberi dampak yang berbeda bagi kelompok gender yang berbeda. Meskipun laki-laki dan perempuan mengalami kerentanan yang berbeda, akantetapi dalam berbagai kasus bencana, perempuan terkena dampak risiko bencana yang lebih buruk dengan proporsi yang tidak seimbang dibandingkan dengan laki-laki,” jelasnya. (upi)